MOTOBALAP.COM – Kejuaraan Open Road Race Lintas Batas di sirkuit non permanen Lapangan Oemanu, Kefamenanu, Nusa Tenggara Timur (NTT), Minggu (27/10), diwarnai dengan keputusan diskualifikasi beberapa pembalap di kelas MP1 Expert.
Clerk of the Course (COC) atau pimpinan perlombaan, Charles Foeh, memberikan penjelasan terkait keputusan tersebut, yang dinilai sebagai langkah tegas untuk menegakkan aturan sesuai dengan Peraturan Teknis Balap Motor IMI 2024.
Menurut Charles Foeh, diskualifikasi ini dilakukan setelah adanya protes dari peserta tentang accu (aki) kemudian berlanjut pada penggunaan valve (klep) dengan material atau bahannya tidak sesuai dengan regulasi teknik balap motor IMI 2024 kelas MP1 Expert Motoprix.
“Kita mengacu pada buku peraturan teknis balap IMI 2024 halaman 44 kategori Motoprix. Di dalam buku hanya tulis Stell. Tidak ada tulisan stell carbon,” jelasnya saat dihubungi Motobalap.com via telpon, Senin (28/10) pukul 17.00 WIB.
Tak hanya itu, COC menjelaskan kronologi secara lengkap yang kami rangkum dari wawancara secara ekslusif bersama Charles Foeh, sekalu pimpinan lomba Road Race Lintas Batas adalah sebagai berikut:
“Masalahnya dari klep. Awalnya ada tim punya kecurigaan satu motor memakai klep titanium. Akhirnya terjadilah scrut pembongkaran semua.”
“Kita berembuk sambil mencari solusi dengan beberapa mekanik yang ada. Dari mekanik itu coba menghubungkan saya dengan orang yang membuat aturan buku kuning melalui telpon, Pak Raymond. Saya berbicara dengan beliau, dia menyampaikan bahwa kejadian ini sama dengan di Mandalika.”
“Dia hanya mengkasih tahu hanya tiga cara melakukan tes. Yang pertama, menggunakan Gurinda yakni memotong di atas klep. Kedua, menggunakan magnet. Dan yang ketiga, dengan cara di timbang.”
“Karena malam itu kondisinya sudah larut malam dan pengumuman harus jalan. Kebetulan malam itu kita punya media hanya dua yaitu magnet dan timbangan.”
“Jadi, Pak Raymond bilang kalau kita masuk timbangan, kalau di bawah 11 gram sudah masuk titanium. Kalau di atas 11 gram berarti sesuai dengan di dalam buku.”

“Langka berikutnya kita coba menggunakan magnet. Kepala klepnya kita letakkan di atas magnet. Kalau lengket berarti sah.”
“Nah, dari 5 motor, satu saja yang masuk kategori. Mereka semua lihat kalau klep itu lengket. Sedang 4 motor klepnya lengketnya tidak terlalu lengket pada magnet. Jadi mekanik bilang, klep ini merupakan bahan karbon, jadi lengketan magnet ini tidak memiliki daya lengket yang kuat. Itu saya maklumi”
“Tetapi kita mengacu pada buku peraturan teknis balap IMI 2024 halaman 44 kategori Motoprix. Di dalam buku hanya tulis Stell. Tidak ada tulisan stell carbon.”
“Kita dari IMI NTT mengacu pada isi buku peraturan teknis balap motor 2024 halaman 44 kategori Motoprix. Kalau mau ada perubahan pada regulasi, otomatis itu harus ada dalam buku tersebut. Karena buku sudah keluar baru bahan ini baru bahan ini menyusul.”
“Paling tidak, kalau ada perubahan regulasi, baik itu teman-teman mekanik dari pulau Jawa maupun mekanik yang ada di NTT, inikan mereka lebih paham soal barang itu. Paling tidak, saat teknikal meeting harus di angkat tentang ini. Jadi kita membuat kesepakatan sehingga pada saat scrut akhir tidak ada masalah lagi.”
Kasus diskualifikasi ini menimbulkan berbagai reaksi di kalangan peserta dan penonton. Beberapa tim merasa kecewa, namun ada juga yang mendukung tindakan tegas panitia demi menjaga fair play di dalam ajang balapan yang semakin bergengsi ini.
Meski ada rasa kecewa dari pihak yang terkena sanksi, tindakan tegas pimpinan lomba juga diapresiasi sebagai langkah positif untuk meningkatkan standar kompetisi di ajang Road Race Lintas Batas Kefa.
“Keputusan tersebut, telah sesuai dengan yang tertera pada buku peraturan teknis balap motor IMI 2024. Kalau ada perubahan dalam spesifikasi mesin, marilah kita sama-sama coba untuk memberikan informasi dan bersama-sama berkolaborasi sehingga balap motor di NTT tetap jalan. Jangan kita berpikir keputusan itu memilih kepada salah pihak. Keputusan tersebut tidak memihak dan tidak unsur kepentingan. Saya akan tetap mendukung apapun yang terjadi pada event balap motor di NTT sebab itu tugas saya sebagai untuk memajukan balap motor di NTT. Intinya setiap perubahan regulasi di Jawa, marilah kita bersama membicarakan tentang hal tersebut. Sehingga kita satu pemahaman dan semua tim juga satu pemahaman,” pungkas pimpanan lomba.
woww penjelasannya sangat bagus ya, padahal yang terjadi di lapangan tidak seperti itu, dan banyak saksi mata di lokasi, timbangan yang sudah ada di depan mata, tidak di pakai untuk menimbang klep padahal semua tim sudah menganjurkan untuk di timbang, mereka hanya memaakai magnet saja, dan tiba2 mengeluarkan keputusan dengan gegabah dan arogan,